Contoh Kasus (A):
PT. X;
setiap tahun rata-rata membutuhkan 40.000 unit bahan baku “z”, dengan harga Rp.
6.000 per unit, biaya penyediaan/pemesanan Rp. 56.250 dan biaya penyimpanan 18
% per tahun.
Hitunglah :
1. Jumlah persediaan ekonomis (q)
2. Jumlah biaya persediaan per tahun (TC)
Jawaban Contoh Kasus A :
1.Jumlah persediaan ekonomis (q)
R = 40.000
Unit
S = Rp.
56.250
I = 18 % :
12 = 1,5 %
C = Rp.
6.000
q= √(2(40.000)(56.250))/ (6000)(0,015)
q= √4.500.000.000/90
q= √50.000.000
= 7.071 unit
TC= RC+(q/2) CI + (R/q)S
=40.000 (Rp
6.000) + (7.701/2)(90) + (Rp 40.000/7.071) (56.250)
=240.000.000+318.195+318.201
=Rp
240.636.396
Kesimpulan :
1.Pesanan yang mempunyai resiko terendah (ekonomis apabila tiap kali
memesan sebanyak 7.071 unit, sehingga dalam satu tahun cukup melakukan
pemesanan 4 kali ( per 3 bulan sekali))
2.Jumlah persediaan yang dibutuhkan untuk di produksi selama 1 tahun 40.000
unit dengan biaya minimal Rp. 240.636.396
Contoh Kasus (B):
PT.ABC di Jakarta; mempunyai kemampuan
kapasitas produksi normal 40.000 unit per tahun, dengan jumlah FC tahun 2007
Rp. 300.000.000 VC Rp. 25.000 per unit dengan harga jual Rp. 50.000 per unit,
maka hitunglah :
1. Harga pokok produksi per unit
terendah ?
2. Tingkat efesiensi produksi ( E )
?
3. Laba Kotor pada tingkat resiko
terendah ?
Jawaban Contoh Kasus (B):
1. Harga pokok produksi
terendah per tahun (C/u) terendah akan dicapai pada
tingkat produksi penuh ( 25.000 unit ).
TVC = 40.000 x Rp.
25.000 = Rp. 1.000.000.000
TFC
=
Rp. 300.000.000
TC =
Rp.
240.636.396
Maka Biaya Produksi per Unit =
Rp. 240.636.396/ 40.000
= Rp.
6.016
2.
Efesiensi;
E
= (Output aktual ( satu tahun )) / Kapasitas efektif
= 18.000 / 40.000 = 0,45 =
45 %
3. Laba kotor dengan tingkat resiko
terendah diperoleh sesuai dengan kemampuan menjual ( 18.000 unit /
tahun) adalah:
Gross Profit = Q ( P – VC ) –
TFC
= 18.000 ( Rp. 50.000 – Rp. 25.000
) – Rp. 300.000.000
= Rp 150.000.000
Apabila perusahaan mampu meningkatkan
kuanitas produksi/penjualan dari 18.000 unit menjadi 20.000 unit, maka
laba kotor akan meningkat menjadi :
Profit = Q (P-VC) – TFC
= 20.000 (Rp. 50.000 – Rp. 25.000 )
– Rp. 300.000.000
= Rp. 200.000.000
Kesimpulan :
1. harga pokok
produksi per unit terendah yaitu Rp 6.016
2. tingkat
efisiensi produksi setahun 45%
3. laba kotor
pada tingkat resiko terendah yaitu Rp 150.000.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar